G'day Australia!Ala Backpacker


Berbulan-bulan perjuangan dan penantian mendapatkan Visa Work and Holiday Australia, akhirnya pada tanggal 13 September 2015 saya dan Lylis berangkat menuju Australia, negara impian sejak kecil yang menjadi sebuah kenyataan. Berbulan-bulan mencari jawaban, kota mana yang pertama kali akan kita singgahi jatuh kepada Kota Brisbane. Kota yang terletak di sebelah timur bentangan pulau Australia ini merupakan ibu kota dari region Queensland. Entah kenapa semenjak pertama kali melihat dan mencari tau tentang Brisbane, hati rasanya sudah jatuh cinta, gaulnya: cinta pada pandangan yang pertama.

Saya ini oranganya rada ngeyel dan cenderung pengen beda dari yang lain. Saat anak WHV lainnya menuju Sydney dan Melbourne karena kotanya yang liveable dan banyak sanak saudara serta orang Indonesia disana yang siap membantu, ada yang ke Perth dan Darwin yang katanya banyak pekerjaan dengan rate gaji yang tinggi. Saya tertantang untuk memilih Brisbane yang jarang ada anak WHV mau kesana, kerjaan pun gatau karena gapernah ada review mengenai pekerjaan di Brisbane. Tapi dengan modal "bismillah", semoga kota ini menjadi kota yang tepat untuk kita.

Foto terakhir bersama papa dan mama sebelum keberangkatan
Foto bersama kawan-kawan
Foto bersama saudara
Kita berangkat menuju Australia dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta jam 8 pagi. Lylis yang rumahnya hanya sekitar 10 menit dari bandara masih tertidur lelap, sedangkan saya yang rumahnya di Bandung jam 4 subuh sudah berangkat dari rumah #sakingsemangatnya. Beruntungnya saya yaitu punya keluarga dan saudara yang bener-bener bisa support apa yang saya pilih, mereka pun mengantar keberangkatan saya sampai di bandara. Saya pun punya  kawan-kawan yang luar biasa, mereka rela datang jauh-jauh ke Jakarta demi mengantar keberangkatan saya. Terima kasih semuanya! #terharu

Saat-saat keberangkatan,  kita pun saling berpelukan, yang paling emosional adalah ketika berpelukan dengan orang tua,  karena 20 tahun hidup saya ga pernah tinggal jauh dari mereka. Tapi memang pilihan ini yang sudah saya yakini dan saya pilih, jadi saya harus tetap melanjutkannya sampai selesai. Semoga perjalanan selama 1 tahun nanti memberikan banyak pengalaman, ide, hikmah dan hal lainnya yang bisa berguna untuk kehidupan saya di masa yang akan datang. Amin! Lanjoooott..

Perjalanan menuju ke Brisbane yang akan kita lalui ini dapat dibilang sangat lama (maklum promo), karena kita berangkat jam 8 di Jakarta, sampai di Brisbane jam 8 waktu Brisbane atau jam 5 waktu Jakarta. Kita melewati 2 kali transit yaitu di Bali dan juga Darwin. Di Bali kita transit hanya 1 jam, cukup untuk makan siang, karena dari Bali ke Darwin menghabiskan waktu sekitar 3 jam dan inflight-menu yang tidak ada nasi menjadi alasan kita makan banyak di Bali. 

G'day Australia! (loh kok sepi..)
Setelah 3 jam perjalanan, kita sampai di Darwin, Australia! Akhirnya sampai Australia juga! #excited. Keluar dari pesawat, kita harus mengisi form kedatangan dan declaration barang, ingat! barang-barang seperti daging, minuman, makanan, susu itu dilarang untuk dibawa masuk ke Australia. Kalo kita kedapatan bawa barang-barang tersebut dan tidak di declare, bukannya senang masuk Australia tapi malah menangis karena dikenakan denda yang pastinya besar!

Keluar dari cek sana cek sini, akhirnya bisa keluar sampai lobi bandaranya, lalu kita simpan barang karena memang harus tidur di bandara sampai jam 1 malam berhubung keberangkatan ke Brisbane jam 1 malam. Karena penasaran dengan atmosfir Australia saya sempatkan keluar dari Bandara yang notabene lebih kecil dibanding Bandara Hussein Sastranegara di Bandung, alhasil diluar.. sepi! padahal itu jam 8 malam loh, tapi memang gitu sih katanya orang Aussie sendiri udah masuk kandangnya sendiri sekitar jam 6-7an, gak heran kalo memang sepi. (tetep aja shock).

Da aku mah apa atuh, tidurnya di lantai :'(
Jam setengah 1 kita bersiap-siap menuju counter check-in untuk check in bagasi. Jujur, saat berbicara dengan penjaga counter disana, ga bisa denger apa-apa :( karena gaya bahasanya yang asing dan dia ngomong secepat kilat! Orang Aussie itu punya accent yang beda dengan UK dan US, cuman bisa bengong liatin dia ngomong dan cuman bisa jawab yes and no! (da aku mah apa atuh).

Lama perjalanan dari Darwin menuju Brisbane yaitu selama kurang lebih 4 jam. Di dalam pesawat, kayanya cuman kita doang yang mukanya Asia, keliatan banget karena yang lain besar-besar dan berkulit putih, sedangkan kita..... skip..skip..
Brisbane International Airport
Sampai di Brisbane, cuman ada satu kata, "dingin!". Beda dengan Darwin yang udaranya sama seperti Bali, di Brisbane udaranya dingin seperti di Pangalengan, bahkan lebih dingin. Keluar dari Bandara kita menuju stasiun AirTrans, yaitu stasiun kereta yang bakal membawa kita ke pusat kota dimana kita tinggal. Setelah menjalani 5 hari di Brisbane, keliling kota, kulineran, cari kerja, tapi kita akhirnya pindah ke Darwin. Ada apa gerangan? Simak kisah selanjutnya ya! Sabar :P

Mau lebih mengenal WHV? Apa itu Work and Holiday Visa? Bisa dilihat artikel dan cara mendapatkan visanya DISINI.

Travel, Love & Be Happy!
I'am a backpacker who have a dream to have my own business and travel the world! untuk kalian yang mau lebih kenal dengan saya, bisa follow twitter @irhamfaridh atau facebook Irham Faridh. Untuk yang mau melihat koleksi foto perjalanan saya di berbagai penjuru Indonesia dan belahan dunia lain follow Instagram @irhamfaridh. Keep dreaming and travel the world! :)

Posting Komentar