|
Florence Falls, Litchfield National Park, air terjun paling oke! |
Setelah malang melintang di
Darwin dan sekitarnya, saya dan Lylis bekerja di salah satu mango farm di daerah Acacia Hills selama 2 minggu. Di farm itu, saya bertemu banyak teman baru dari berbagai negara, mulai dari orang Indonesia juga, Jepang, Taiwan, Italia, Jerman, US, UK, dan lain-lain. Setelah selesai pekerjaan di farm, saya, Lylis, Mado (Indonesia), Riyoko (Jepang) dan Lynn (Taiwan) merencanakan untuk rehat dari pekerjaan dan pergi untuk liburan ke salah satu National Park favorit di Northern Territory, Australia.
|
Saat perpisahan dengan teman-teman di farm, dan bersiap menuju Litchfield National Park |
Karena kami semua tinggal di akomodasi yang sama di farm, jadi setelah keluar dari akomodasi tersbut kita berangkat secara bersamaan menuju Litchfield National Park yang jaraknya tidak terlalu jauh dari farm ini, hanya sekitar 20-30 menit drive. Di Litchfield ini kita merencanakan untuk eksplor semua tempat wisatanya, mulai dari Batchelor sampai jalan keluar setelah Tin Mine Creek yang ke arah Bery Spring langsung (nanti tak liatin petanya yak!).
Kesalahan pertama adalah kami berangkat terlalu sore, jadi sampai di Batchelor (kota sebelum National Park, kalo mau beli jajanan, petrol dan lain-lain bisa dibeli disini, karena selama di National Parknya gabakal ada petrol station). Karena masih kebingungan cari tempat untuk bermalam, kita menuju information board untuk nyari info dimana camping site terdekat dari Batchelor. Karena kami terlihat kebingungan, ada warga lokal Batchelor yang membantu kami mencarikan camping site terdekat, tapi karena camping site terdekat ada di Florence Falls, jadi kita bermalam di Caravan Park dekat Batchelor dan sewa camping site seharga $12/orang, caravan parknya nyaman, ada toilet dan shower, dan ada share kitchen juga. Setelah beres memasang tenda lalu masak dan ngeteh, kami semua pun beristirahat dan bersiap untuk mengeksplor Litchfield keesokan harinya, yeay!
|
Lylis (kiri), Mado (atas, baju biru), Riyoko (atas, baju pink), Lynn (bawah kiri), Me (bawah kanan, paling ganteng maks) |
Day 1: Magnite Termite Mound, Buley Rockhole, Florence Falls, Wangi Falls
Hari pertama, kami semua bangun pagi, beres-beres tenda, balik ke Batchelor untuk isi petrol sampe full lalu berangkatlah kita menuju tujuan pertama, yaitu Magnite Termite Mound! Tempat ini adalah tempat sekumpulan rumah-rumah semut yang berjejeran di satu padang yang sangat luas anet! Dilihat dari jauh, nampak rumah-rumah semut ini berukuran variatif mulai dari yang kecil sampai yang besar pun ada! Eh, pas jalan balik ke parkiran, kami lihat ada rumah semut yang berukuran jumbo! denger-denger dari tour guide yang lagi mampir juga, umur rumah semut itu berumur lebih dari 100 tahun!
|
Sekumpulan rumah semut di Magnite Termite Mound |
|
Ini yang paling besar! katanya rumah semut paling tua dan terbesar di dunia. |
Setelah selesai potret-potret, kami pun kembali ke parkiran dan menuju lokasi selanjutnya, yaitu Buley Rockhole. Karena sampai di Buley Rockhole ini jam 12 siang, matahari dan cuaca lagi panas-panasnya, jadi kita ga prepare untuk berenang disini, cuman sekedar sightseeing sambil makan snack yang kita bawa dan menghirup udara segar sambil mendengar gemericik air.
|
Jernihnya air di Buley Rockhole |
Panas yang menyengat sampai kulit terasa sakit, membuat kami ingin cepat-cepat balik ke mobil dan menyalakan AC. Sambil ngadem di mobil, kami lanjutkan perjalanan menuju Florence Falls yang berjarak hanya 10 KM dari Buley Rockhole. Sampai di parkiran, kami semua mempersiapkan alat-alat berenang karena dilihat dari fotonya, air terjun ini punya pool yang poool. Tapi rada miris juga lihat information board karena untuk mencapai pool nya, kita harus turun tangga sekitar 300 anak tangga (males pulangnya, hahahaha). Tapi demi berenang, apapun kulakukan, heah! Sebelum turun ke pool, ada tempat look out untuk melihat Florence Falls dari atas, pemandangannya cuamik!
|
Florence Falls dari atas |
Dari tempat parkir menuju pool, jalan setapaknya mulus, tangganya pun bagus, jadi gausah membelah hutan dan capek capek manjat atau turun gunung. Setelah turun beratus tangga, akhirnya kami sampai di pool, dan pemandangan dibawah ternyata lebih cuamik! ada sinar matahari disertai gemericik air dari air terjun dan tebing tinggi di sebelahnya, ditambah airnya yang sangat jernih.
|
Keren! *langsung nyemplung ke air |
Ga tahan liat jernihnya air, kami pun langsung buka baju dan nyemplung ke airnya, dan airnya seger banget! Karena panasnya cuaca dan hawa yang panas, sebuah nikmat Tuhan bisa nyemplung ke air yang sejernih dan se-alami ini. Tapi..... lama-lama kok kaki rasanya sakit, ternyata di pool itu banyak sekali ikannya, dan ikannya gigit-gigit gemes terus. Tips, kalo gamau digigit ikannya, renangnya di kolam yang dalam. Saking betahnya kita stay di kolam Florence Falls ini kurang lebih 1 jam.
|
*pose sambil waspada digigit ikan :)) |
Rencana awal, kita bakal camping di campsite dekat Florence Falls ini, tapi ternyata masih jam 1 siang, masih banyak waktu untuk lanjut eksplor tempat-tempat selanjutnya, jadi kami putuskan untuk lanjutkan perjalanan menuju Tolmer Falls dan diakhiri di Wangi Falls dan camping di Wangi Falls Campground. Tapi sayangnya, saat mau belok ke arah Tolmer Falls, sedang ada perbaikan, jadi kami tidak bisa mengunjungi Tolmer Fallsnya dan melanjutkan perjalanan menuju Wangi Falls yang ternyata hanya 30 menit perjalanan dari Tolmer Falls.
|
Wangi Falls |
Wangi Falls ini kolamnya lebih tenang tapi lebih keruh karena banyak lumut-lumut di dasar permukaan kolamnya. Tapi spesialnya, di dekat air terjun ada spot kolam kecil di atas, jadi bisa berendam disana, sambil melihat pemandangan sekitar, keren pokoknya. Setelah beres berenang kita pun segera menuju campground, karena hari sudah mulai gelap. Sampai di campground, kami ambil spot di satu tempat untuk memarkirkan mobil dan mendirikan tenda.
|
Spot camping kita di Wangi Falls |
Dari semua hal di Litchfield, everything is good! kecuali... lalatnya! Selama mendirikan tenda, kami udah diserang sama gerombolan lalat yang ukurannya lumayan besar dan mereka gigit loh! Kesalahan terbesar yaitu gak bawa lotion anti-nyamuk, pasrahlah kita disana.
|
Nih lalatnya |
Day 2: Cascades, Tin Mine Creek
Karena besok cuman ada 2 tempat yang dikunjungi, semalaman kami bergurau dan berdiskusi di depan tenda (malem udah gak ada lalatnya) sampai sekitar jam 11 malam karena besoknya kita hanya berencana pergi sebangunnya kita. Keesokan harinya, setelah membereskan tenda kami pun berangkat sekitar pukul 9 pagi menuju Cascades yang ternyata tidak jauh dari Wangi Falls hanya sekitar 15 menit sudah sampai di tujuan.
Setelah sampai di Cascades dan melihat information board, ternyata poolnya ini jauh dari tempat parkir, kami harus berjalan kaki sejauh 1,75 kilometer untuk menuju poolnya. Tapi karena sayang untuk dilewatkan, jadi kami pun tetap menuju poolnya. Trek selama perjalanan bisa dibilang lebih berat dibanding trek-trek di spot lainnya karena trek menuju Cascades ini lebih alami, melewati rawa-rawa, hutan lebat, dan trek naik turun yang cukup membuat saya hah heh hoh. Tapi semua rasa lelah, pegal, panas pun hilang ketika sudah sampai menuju tujuan dan melihat air terjun dan kolamnya yang sangat jernih!
|
Lower poolnya Cascades |
Tapi, lokasi yang paling cocok untuk berenang yaitu di upper poolnya, karena di lower pool kita lihat banyak biawak, dan di upper pool pun ada kolam persis diatas air terjun, jadi bisa rileks melihat pemandangan sekitar dari atas. 1 jam bermain air disana, kami pun kembali menuju parkiran dengan cuaca yang sangat panas, pas jam 12 siang booooo.
Tujuan terakhir di Litchfield ini yaitu Tin Mine Creek, gak ada yang spesial dari lokasi ini kecuali peninggalan-peninggalan bekas pertambangan di jaman dahuli. Tapi spesialnya, katanya tempat ini merupakan tempat pertama kali dimana pertambangan muncul di Australia dan ditemukan oleh suku Abrorigin sendiri, bahkan bule-bule disana dulu kerja dari Aborigin loh.
|
Tin Mine Creek |
Hanya sebentar di Tin Mine Creek melihat informasi dan melihat peninggalan-peninggalannya, kami pun menuju parkiran dan berangkat meninggalkan Litchfield melalui jalur lewat Berry Spring, melalui jalur ini, jalurnya tidak beraspal sekitar 30km, lumayan ngeluarin lemak gratis, digeter-geter :)) Sampai di Palmerston, suburb sebelum Darwin, kami pun berpisah. Saya, Lylis dan Mado kembali menuju Darwin dan Riyoko & Lynn melanjutkan perjalanannya menuju Kakadu National Park dan menuju Uluru.
3 hari yang luar biasa, bisa berpetualang, bertukar pikiran dengan teman, bersatu dengan alam, sebuah pengalaman yang luar biasa. Setelah 3 hari di Litchfield, kami kembali menuju Darwin sebelum berpindah menuju Katherine dan melakukan road trip menuju Cairns! Yuhu! Tunggu cerita selanjutnya yaaa!
Untuk yang mau berpetualang juga di Australia dan kepo tentang visa Work and Holiday ini, bisa dibaca
DISINI yaaa :D
Travel, Love & Be Happy!I'am a backpacker who have a dream to have my own business and travel the world! untuk kalian yang mau lebih kenal dengan saya, bisa follow twitter @irhamfaridh atau facebook Irham Faridh. Untuk yang mau melihat koleksi foto perjalanan saya di berbagai penjuru Indonesia dan belahan dunia lain follow Instagram @irhamfaridh. Keep dreaming and travel the world! :)
Posting Komentar